OLOAN SIMBOLON ST
POLITISI BERKARAKTER BERJATI DIRI
MERAJUT PLURALISME KEBHINNEKAAN BANGSA
(PKB)
PENDAHULUAN.
Menjelang pesta demokrasi rakyat yang
disebut pemilihan umum legislatif (Pileg)
tanggal 9 April 2014 mendatang, gelora politik di seantero bumi nusantara
akan semakin menghangat ditandai munculnya para calon-calon legislatif (DPR,
DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota), baik punya kemampuan mumpuni maupun
sekadar ikut-ikutan dalam politik. Pesta demokrasi rakyat tentu merupakan hal
paling esensi dalam perwujudan kedaulatan rakyat sebagaimana diamanatkan
konstitusi negeri ini. Karena itu, rakyat sebagai pemegang kedaulatan sesuai
pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,
“Kedaulatan berada ditangan rakyat, dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar” harus benar-benar digunakan dengan cermat, cerdas untuk memilih calon legislatif
(caleg) untuk mengemban aspirasi rakyat serta memperjuangkan maksimal selaku
wakil rakyat.
Salah satu upaya nyata memperbaiki karut-marut yang sedang
dihadapi republik ini adalah kecermatan, kecerdasan menggunakan hak pilih untuk
menentukan calon pemimpin bangsa didasarkan pada kapabilitas, kapasitas,
kredibilitas, serta integritas para calon legislatif (DPR, DPD, DPRD Provinsi,
DPRD Kabupaten/Kota) melalui penjajakan dan penilaian rekam jejak kinerja (track record) seseorang sebelum mencalonkan
diri sebagai pemimpin bangsa, sebab menurut Stephen P. Robbins, Ph.D dalam
bukunya berjudul “The Truth About Managing
People” (2009), “Prediktor terbaik perilaku seseorang di masa depan ialah perilakunya
di masa lalu”. Rekam masa lalu seseorang akan menggambarkan perilakunya di masa
mendatang ketika diberi amanah atau kepercayaan memegang kepemimpinan dalam
penyelenggaraan negara atau pemerintahan. Dalam kearifan lokal Batak-Toba juga
dikenal ungkapan menyatakan, “ Tarida do imbo sian soarana, tarboto do hau sian
borasna, tardapot do ursa sian bogas ni patna” yang bermakna karakter seseorang
tercermin dari perilaku atau perangainya. Sebab perilaku atau perangai adalah
cermin nyata karakter seseorang.
Mengamati perilaku atau karakter seseorang tentu haruslah
melalui penilaian obyektif serta memerlukan pengamatan panjang, bukan seperti
fenomena bertaburnya dermawan-dermawan sesaat menjelang masa pemilihan legislatif
(Pileg) yang mengumbar sejuta janji manis, serta bagi-bagi sembako, bagi-bagi
uang ala sinterklas maupun janji-janji politik pragmatis lain yang dikemas berbagai kebaikan dan kedermawaan
palsu yang sulit diterima akal sehat serta melabrak larangan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Bila
seorang calon legislatif (caleg) sudah berani melakukan pembohongan, pembodohan
politik terhadap rakyat dengan berbagai tindakan keberpurak-purakan sedari
pencalegan, bagaimana mungkin berharap banyak dengan tindakan kejujuran,
keseriusan, kepedulian memperjuangkan
aspirasi konstituen ketika memegang amanah pasca pemilihan legislatif.
Tindakan
keberpurak-purakan menjelang pemilihan legislatif (pileg) 9 April 2014 akan jadi tontonan murah, mudah dibuktikan dari
strategi politik kandidat wakil rakyat yang tumbuh bagaikan jamur di musim
penghujan, apalagi para caleg tak berkarakter berjati diri yang belum bisa
membuktikan rekam kinerja dirinya jauh sebelum masa pemilihan umum
dilangsungkan. Jurus pamungkas para caleg seperti itu, sudah pasti tidak lain
dan tidak bukan adalah menggunakan kemampuan uangnya melakukan politik
transaksional merusak karakter bangsa secara laten.
Politisi tak berkarakter berjati diri cenderung melancarkan
strategi menabur kebaikan palsu dan sesaat dengan mengandalkan kemampuan
kekuatan uang berpurak-purak dewa penolong ataupun sinterklas untuk membius
alam sadar calon konstituen untuk memilihnya pada pemilu akan datang. Hal itu,
tentu harus diwaspadai dengan cermat, cerdas seluruh rakyat pemilih agar tidak
terjebak pada perangkap jahat yang dilancarkan para maniak kuasa bertopeng
kedermawanan palsu yang menabur nikmat membawa sengsara terhadap rakyat pemilih
lima tahun ke depan.
Salah satu kesalahan terbesar dalam menentukan hak pilih
adalah memilih seorang calon pemimpin tanpa terlebih dahulu mengetahui,
mengenal karakter, jati diri, integritas, kapasitas, kapabilitas, kredibilitas calon
tersebut secara paripurna. Padahal pengenalan, pengetahuan terhadap seorang calon
pemimpin itulah menentukan layak tidaknya dipilih untuk mengemban amanah di
kemudian hari.
Kecenderungan pemilih “beli kucing dalam karung” sudah tentu akan menuai kekecewaan lima tahun ke
depan. Sebab dibungkus dengan karung apapun jika kucing kurapan tetap kucing
kurapan juga. Artinya, walau jorjoran membagi-bagi sembako, sarung, uang, dan
lain-lain sebagai kemasan dan penciteraan diri supaya terkesan peduli terhadap
nasib rakyat serta terkesan dewa penyelamat menjelang masa pemilihan legislatif.
Rakyat harus cermat, cerdas melihat dan mengetahui masa lalu kandidat itu
seperti apa ditengah-tengah masyarakat. Karena suatu kebohongan besar bila
seseorang calon legislatif (DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota)
berlakon dermawan terhadap rakyat menjelang pileg, padahal sebelum-sebelumnya
tidak pernah peduli serta mau tahu dengan penderitaan rakyat disekitarnya.
Oleh
karena itu, sangat mudah memilah dan menentukan siapakah diantara caleg-caleg
yang bergerilya mengumbar segudang kebaikan palsu, dan siapakah caleg yang
benar-benar berimpati serta peduli terhadap aspirasi atau perjuangan nasib
rakyat melalui sepak terjangnya selama ini.
Rakyat tak perlu bingung, terkecoh menentukan pilihan
terhadap figur-figur politisi yang bertarung merebut kekuasaan pada Pileg
mendatang melalui kacamata nurani jernih
melihat rekam kinerja politisi menuju kebangkitan bangsa meraih masa depan
lebih baik.
Politisi
yang meniti karier politik dari DPRD Kabupaten/Kota, naik ke DPRD Provinsi,
selanjutnya meneruskan karier politik ke DPR RI hampir bisa dipastikan memiliki
kemampuan politik paling paripurna sebab telah mengetahui, memahami kebutuhan
atau kepentingan riil rakyat yang diwakili karena terlahir dari lapisan rakyat
paling bawah. Politisi-politisi yang membangun karier politik dari
kabupaten/kota, provinsi, kemudian ke tingkat nasional mengetahui pasti apa
kehendak dan dambaan rakyat dari kebijakan negara untuk menyelesaikan penderitaan
rakyat secara konkret.
Paradigma Top-Down
yang memosisikan dan memaksakan figur-figur politisi pusat (Jakarta) lebih tahu
kepentingan daerah serta paling layak menjadi DPR RI harus segera diluruskan
dan dievaluasi sebab paradigma itu sudah ketinggalan jaman dan tidak berlaku lagi. Kini padigma telah
berubah yakni paradigma Bottom-Up yaitu tumbuh dari bawah,
sehingga politisi daerah (DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi) memiliki rekam jejak kinerja (track record) baik sudah saatnya menjadi DPR RI agar
kepentingan daerah benar-benar terakomodasi maksimal. Pemahaman ini harus ditumbuhkembangkan
optimal pada pemilihan umum legislatif tahun 2014 mendatang, sekaligus
pembuktian bahwa politisi-politisi daerah tidak dibawah kualitas orang-orang
yang hanya kebetulan berdomosili di Jakarta.
Rakyat Provinsi Sumatera Utara seharusnya malu bila
calon-calon DPR RI yang notabene tidak mengenal, mengetahui, memahami situasi
kondisi riil Sumatera Utara dianggap
paling layak mewakili rakyat Sumatera Utara daripada politisi Sumatera Utara
yang mengetahui, mengenal, serta memahami situasi kondisi daerah, dan telah
memperjuangkan nasib rakyat seoptimal mungkin selama ini.
Bagaimana
mungkin politisi “impor” dari Jakarta mengetahui isi perut rakyat Sumatera
Utara ? Bagaimana rakyat Sumatera Utara mengetahui karakter, jati diri seorang
politisi yang tidak pernah dikenal sama sekali jauh sebelum diturunkan jadi calon
DPR RI ? Inilah salah satu logika yang perlu diluruskan dan diperbaiki dalam
menentukan calon legislatif 2014 akan datang.
Mewujudkan
Kebangkitan Bangsa Indonesia menepati janji Proklamasi 17 Agustus 1945
hanya bisa terealiasasi bila kepentingan daerah di seluruh wilayah Negara
Republik Indonesia terakomodir dalam kebijakan Negara. Karena itu, diperlukan kehadiran
politisi-politisi daerah terpilih menjadi DPR RI sebanyak-banyaknya sebab para
politisi inilah yang mengetahui kondisi riil daerahnya, bukan orang lain yang
tidak pernah mengetahui sama sekali aspirasi rakyat yang diwakili.
Krisis listrik yang dialami rakyat Sumatera
Utara selama ini, dan telah menimbulkan kerugian di segala segmen kehidupan,
termasuk terganggunya anak-anak belajar, kerusakan alat-alat elektronik serta
kerugian pengusaha dan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak pernah mendapat perhatian serius dari 30
anggota DPR RI periode 2009-2014 menjadi salah cermin nyata yang membuka mata
rakyat pemilih, siapa yang pantas diberi
amanah memperjuangkan nasibnya.
Oleh sebab itu, kecermatan dan kecerdasan rakyat untuk
menentukan pilihan tepat sebagai saluran
aspirasi memperjuangkan nasib rakyat melalui catatan rekam jejak kinerja (track record) sebelumnya merupakan
indikator nyata apakah konstituen telah menggunakan hak dan kedaulatannya
maksimal memilih wakil rakyat tumpuan harapan lima tahun ke depan. Atau
sebaliknya, masih mau tergiur dan terjebak dengan kedermawanan palsu, politik
transaksional (bagi-bagi uang) yang mendorong korupsi ketika kekuasaan telah
diraih melalui strategi politik tak elegan.
Politisi berkarakter berjati diri tentu tidak akan
menggunakan atau menghalalkan segala cara untuk meraih maniak kuasa, melainkan
menunjukkan potret kinerja sepak terjangnya memperjuangkan aspirasi rakyat,
baik sebagai aktivis Pemuda Katolik, politisi atau legislatif yang telah dirasakan rakyat dalam alam nyata,
bukan janji-janji “akan” yang belum pasti terwujud sebab politisi tak
berkarakter berjati diri tidak segan dan sungkan membohongi dirinya maupun orang
lain. Korelasi antara kata dengan perbuatan nyata merupakan indikator politisi
berkarakter berjati diri yang terang benderang mudah diamati rakyat pemilih,
sehingga tidak terlalu sulit mengetahui siapa politisi berkarakter berjati
diri, siapa yang tidak.
Salah satu wejangan Bunda Teresa (1979) yang sangat
terkenal adalah ‘Kasih dimulai di rumah’. “Kalau saya bertemu dengan orang papa
yang kelaparan di jalanan, membawanya ke rumah, dan memberinya sepiring nasi,
sepotong roti, saya sudah puas. Saya sudah menghilangkan rasa laparnya. Namun
ada orang-orang yang tersisih, yang merasa tidak diinginkan, tidak dicintai,
ketakutan, orang yang terpinggirkan dari masyarakat kemiskinan seperti itu
begitu menyakitkan dan berat dan saya merasa sulit mengatasinya. Berdoalah bagi
kami agar kami dapat terus menjadi kabar baik bagi orang-orang miskin, kami tak
dapat melakukannya tanpa Anda. Anda juga harus melakukan sesuatu di negara
Anda. Datangilah orang miskin, mungkin Anda di sini memiliki kekayaan yang
berlebih, atau bahkan segalanya. Namun, kalau kita melihat ke rumah kita
sendiri, jarang kita temui situasi di mana kita saling tersenyum, padahal
senyum adalah awal dari cinta” (Aris Munandar, 2008).
Kata-kata Bunda Teresa itu sangat dominan mewarnai karakter
politik dan pola pikir OLOAN SIMBOLON ST dalam hidup sehari-hari. Bila ada 20
judul buku tentang Bunda Teresa hampir dapat dipastikan 15 judul buku pasti
dimilikinya. Dan sangkin mengidolakan Bunda Teresa dia pun memberi nama anak ke empatnya Teresa.
“Akhlak
tanpa iman laksana sebuah istana yang dibangun di atas lumpur atau es. Akhlak
tanpa iman laksana benih yang ditanam di atas batu atau di antara dedurian.
Pada akhirnya ia layu dan mati. Jika sifat-sifat mulia tidak dimotivasi iman.
Ia laksana panen yang mati di dekat orang yang hidup” (Akh. Muwafik Saleh,
2009).
Karena itu, Kebangkitan
Bangsa Indonesia ditandai bila seluruh anak-anak Ibu Pertiwi sudah mampu tersenyum,
penuh kasih dan saling cinta sesama anak bangsa. Pluralisme Kbhinnekaan Bangsa merupakan pelangi kehidupan paling
indah konstruksi Ilahi. Pelangi tidak akan pernah indah jika tidak
berwarna-warni. Indahnya kehidupan ditandai terjamin dan terjaganya pluralisme-multikulturalisme di bumi
Indonesia sebagaimana pesan cerdas, jenial
guru bangsa KH Abdurrahman Wahid alias GUS DUR.
SIAPAKAH
OLOAN SIMBOLON ST.
OLOAN SIMBOLON ST, kelahiran Samosir, 3 Maret 1969 adalah
putra ke-5 dari 6 bersaudara putra/putri Bapak Osman Simbolon (+), Ibu Artauli
Br Sinaga (+). Saudara-saudara OLOAN SIMBOLON antara lain; Merry Simbolon,
SPd/Jawaris Sihombing, SPd, Roosmia Simbolon, SPd/F. Torop Sinaga, Antonius
Simbolon, SH, MH/Hotmian Situmorang, Dr. Robert Simbolon, MPA/Rita Widuri
Sinaga, SPSi, dan Rina Romberta Simbolon, SE/Hotdiman Naibaho, SE. Ketiga putra
Bapak Osman Simbolon (+), Ibu Artauli Br Sinaga (+) sepertinya telah
ditakdirkan Tuhan mengemban Trias Politika, sebab Antonius Simbolon, SH, MH
adalah seorang hakim (Yudikatif), Dr. Robert Simbolon, MPA di pemerintahan
(Eksekutif), sedangkan OLOAN SIMBOLON ST memilih wakil rakyat (Legislatif)
sejak tamat Sarjana Teknik Sipil Universitas Katolik (Unika) ST Thomas Medan.
OLOAN
SIMBOLON mempersunting Maida Br Silalahi pada tanggal 3 Januari 1998, dan
dikarunai empat putra/putri; Stella Oktaviani (14), Primus Mayland (13), Petti
Joice Chrisfield (10), Teresa Zelta Ogrilicia (4,5), dan kini sedang menunggu
kelahiran bayi anak kelima.
OLOAN SIMBOLON ST, meniti jenjang pendidikan Sekolah Dasar
(SD) Inpres Pardomuan I Pangururan tamat tahun 1982, selanjutnya melanjutkan
pendidikan di SMP Budi Mulia Pangururan, tamat tahun 1985, kemudian ke jenjang
pendidikan SMA Budi Mulia Pematang Siantar, tamat tahun 1988. Walau seorang
anak petani, OLOAN SIMBOLON belum merasa puas dengan tamatan SMA, karena itu,
dia melanjutkan jenjang pendidikan ke Universitas Katolik (Unika) ST Thomas
Medan, dan memperoleh predikat Sarjana Teknik Sipil pada tahun 1999.
Keinginan
kuat untuk menimba ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) mendorong dirinya
memasuki jenjang pendidikan program S-2 Ilmu Antropologi Sosial Universitas
Negeri Medan tahun 2011 di sela-sela kesibukannya memperjuangkan aspirasi
rakyat selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara.
OLOAN SIMBOLON ST adalah aktivis mahasiswa Universitas
Katolik (Unika) ST Thomas Medan dan Organisasi Kepemudaan Katolik Komisariat
Daerah (Komda) Provinsi Sumatera Utara.
Ketertarikannya terhadap politik tidak terlepas dari penglihatan serta pengamatannya
tentang penderitaan rakyat di sekitarnya, khususnya di Bona Pasogit yang masih sangat
jauh ketinggalan dibandingkan daerah lain. Sehingga ketertarikan OLOAN SIMBOLON
dalam politik merupakan panggilan jiwa untuk mengabdikan diri secara total untuk
memperjuangkan perbaikan nasib rakyat dalam kebijakan penyelenggara negara atau
pemerintahan.
Kecerdasan, kemampuan serta naluri politik yang dimiliki kemudian
mendorong dirinya pada tahun 1998 masuk
ke partai politik dibawah bendera Partai Katolik Demokrat (PKD) saat masih
kuliah. Memasuki dunia politik bagi diri OLOAN SIMBOLON ST bukanlah sekadar
ikut-ikutan, melainkan pilihan hidup serta panggilan jiwa ingin memperjuangkan
perbaikan nasib bangsa dengan sungguh-sungguh.
Pengabdian
diri total dalam dunia politik ketika suhu politik nasional sedang memanas
adalah suatu keberanian yang tidak perlu diragukan. Tanda-tanda jaman di era
rezim Soeharto, ternyata tidak luput dari analisis politisi pria berkumis itu.
Sehingga keterlibatan di dunia politik praktis ditindaklanjuti dengan menjumpai dan memperkenalkan diri kepada Ketua
PKD Kabupaten Toba Samosir di sela-sela Pertemuan Nasional Pemuda Katolik yang
digelar di Medan tahun 1999. Setelah mendapat sambutan hangat dari Ketua PKD
Kabupaten Toba Samosir, OLOAN SIMBOLON selanjutnya mendaftarkan diri menjadi
Calon Legislatif (Caleg) PKD Kabupaten Toba Samosir pada tanggal 18 Maret 1999.
Mendaftarkan diri jadi caleg PKD Toba Samosir, OLOAN
SIMBOLON belum wisuda sarjana ketika itu, sebab wisuda sarjana baru
dilaksanakan pada akhir tahun 1999.
Pilihan
politik ke Partai Katolik Demokrat bukanlah faktor kebetulan, melainkan pilihan
politik cermat, cerdas, serta jenius sesuai hirarkhi jenjang karier politik
aktivis Pemuda Katolik. Kecerdasan, kepiawian, naluri politik dalam diri OLOAN
SIMBOLON mendorongnya terjun langsung ke lapisan masyarakat paling bawah melakukan konsolidasi intensif tanpa mengenal
batas waktu dan ruang yang merupakan kantong-kantong suara pemilih.
Konsolidasi, menjumpai konstituen dari desa ke desa
disertai modal percaya diri dan
kerendahan hati dilakukan terus menerus untuk memperkenalkan diri sembari menginventarisasi
aspirasi, kepentingan rakyat di daerah pemilahannya untuk selanjutnya
diperjuangkan di gedung dewan perwakilan rakyat bila kelak mendapat kepercayaan
sebagai wakil rakyat.
Bermodalkan caleg PKD nomor urut 1 serta niat
tulus untuk mengabdikan diri memperjuangkan nasib rakyat menambah keyakinan
OLOAN SIMBOLON mampu bersaing dengan caleg-caleg partai lain yang pada tahun
1999 jumlah partai politik sangat banyak pasca tumbangnya rezim Soeharto yang
telah berkuasa ± 32 tahun di negeri ini.
Kerendahan hati, kecerdasan, kepiawian politik, serta selalu
berkaidah-beraksioma menabur setitik
kebaikan hati tulus terhadap semua orang tanpa sekat-sekat sosial, OLOAN
SIMBOLON berhasil mendulang 8.000-an perolehan suara PKD dari Pangururan Toba
Samosir sekaligus menghantarkan OLOAN SIMBOLON ST menduduki kursi DPRD
Kabupaten Toba Samosir masa bakti 1999-2004 yang dilantik pada tanggal 27
Oktober 1999.
Modal
keuangan pas-pasan yang dikumpulkan dari donasi, bantuan keluarga serta
sahabat-sahabat bukanlah penghalang meraih keberhasilan karena modal uang bukan
satu-satunya jaminan kesuksesan, dan jika dihitung mulai dari mendaftar hingga
pelantikan, termasuk seluruh biaya pribadi jumlahnya tidak lebih dari Rp 27
juta, sekaligus membalikkan logika politik sebahagian besar politisi-politisi
yang getol menggelontorkan uang, berupa
bantuan maupun bagi-bagi uang kepada masyarakat yang merusak karakter
konstituen di zaman reformasi ini.
Berlatar belakang aktivis kampus, aktivis Pemuda Katolik.
OLOAN SIMBOLON ST dipercaya menjabat Ketua Komisi D DPRD kabupaten Toba Samosir
sejak tahun 1999-2003 di usia masih muda belia. Sebagai politisi muda yang
dilahirkan dari rahim rakyat paling bawah serta membangun visi politik berdasarkan
penglihatan, pengamatan dan pengalaman nyata, usia muda bukanlah penghalang
sepak terjangnya memperjuangkan kepentingan rakyat yang diwakili. Dan laras
perjuangan kepentingan rakyat dilakukan terus-menerus tanpa mengenal batas
waktu, berkomunikasi dengan konstituen serta turun ke lapangan hingga desa-desa
terpencil seperti istilah belakangan ini dengan sebutan blusukan.
Sementara politisi-politisi lain hanya
menampakkan batang hidung menjelang masa kampanye dengan segudang kepalsuan
serta keberpurak-purakan membius alam sadar rakyat pemilih. Karena ketulusan,
kebersahajaan, kerendahan hati, konsistensi serta empati sungguh-sungguh itulah OLOAN SIMBOLON ST menjadi
seorang politisi berkarakter berjati diri yang tidak hanya membutuhkan rakyat sebagai
pengumpul suara belaka di saat-saat pemilihan.
Pada tahun 2004 OLOAN SIMBOLON ST berganti bendera partai
politik sebab KPU memutuskan PKD yang menghantarkannya DPRD Kabupaten Toba
Samosir diputuskan tidak lolos sebagai peserta Pemilu 2004. Ketidaklolosan PKD partai peserta Pemilu memaksa OLOAN SIMBOLON
ST yang juga memimpin PKD Sumatera Utara sejak 2002 harus cermat dan cerdas memilih partai tempat
bergabung sesuai visi-misi politik berkarakter berjati diri. Karena itu, dia memilah dan memilih partai politik yang
tepat dan akurat pilihan politiknya untuk melanjutkan karier politik
memperjuangkan nasib rakyat. Setelah melakukan permenungan mendalam, analisis tajam,
akurat dan mendetail, OLOAN SIMBOLON ST memutuskan bergabung dengan Partai
Persatuan Daerah (PPD) dan langsung dipercaya memegang posisi Ketua PPD
Kabupaten Toba Samosir tahun 2003.
OLOAN SIMBOLON membangun visi politik sebagai suatu
tanggapan atas realitas pengalaman rakyat di sekitarnya sehingga dia mampu membangun
komunikasi politik parallel dengan kondisi konkret yang dialami rakyat secara
riil. Kemampuan, kecerdasan, kepiawian itulah menjadikan OLOAN SIMBOLON seorang
politisi kharismatik yang sangat dicintai di tengah-tengah masyarakat.
Tonggak sejarah pemekaran Kabupaten Samosir dari Kabupaten
Toba Samosir berembus kencang dan titik
kulminasinya adalah terbentuknya Kabupaten Samosir pada awal tahun 2004. Pemekaran itu mengharuskan OLOAN
SIMBOLON ST melakukan keputusan strategis sebagai putra daerah Kabupaten
Samosir yang baru dimekarkan dari Kabupaten Toba Samosir.
Kecerdasan,
kepiawian, serta ketajaman analisis
politiknya mendorong OLOAN SIMBOLON ST
memilih caleg PPD dari daerah pemilihan Kabupaten Samosir yang notabene daerah kelahirannya. Pilihan itu, ternyata tidak sia-sia, buktinya
OLOAN SIMBOLON ST terpilih menjadi Anggota DPRD Kabupaten Samosir periode
2004-2009, bahkan menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Samosir selama 5
(lima) tahun sebab PPD berhasil meraih 3 kursi anggota DPRD Kabupaten Samosir
dibawah kepemimpinan OLOAN SIMBOLON ST selaku Ketua Partai Persatuan Daerah
(PPD) Kabupaten Samosir.
Setelah 2 (dua) periode menjadi anggota legislatif yakni;
DPRD Kabupaten Toba Samosir 1999-2003, DPRD Kabupaten Samosir 2004-2009 dengan
posisi strategis Wakil Ketua DPRD Kabupaten Samosir, OLOAN SIMBOLON ST
melanjutkan jenjang politiknya ke kancah politik Provinsi Sumatera Utara dengan
mencalonkan diri Calon DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Partai Persatuan Daerah (PPD) daerah pemilihan
(Dapil) Sumut 8 yang meliputi; Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan,
Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kota Sibolga, dan Kabupaten
Tapanuli Tengah.
Keberhasilan
menggapai kursi DPRD Provinsi Sumatera Utara tidak terlepas dari rekam jejak
kinerja (track record) sebelumnya,
sebab para pemilih yang menjatuhkan hak pilih kepada OLOAN SIMBOLON ST telah
menjadi OLOAN SIMBOLON FANS CLUB,
bukan lagi mengandalkan kekuatan roda partai sebab partai
PPD merupakan partai kecil, bahkan partai gurem di peta perpolitikan, baik
tingkat daerah maupun nasional.
Konsolidasi terus-menerus serta berkesinambungan merupakan
mata rantai komunikasi politik dengan konstituen yang tidak pernah putus sepanjang
waktu. Dan inilah salah satu faktor utama keberhasilannya menapaki jenjang
politik lebih tinggi. Dia selalu merawat pertemanan, persahabatan dengan
ketulusan, kesahajaan, kesederhanaan dan kerendahan hati, sebab dia selalu
beraksioma kekuasaan bukanlah hasil akhir tetapi sebuah alat untuk
memperjuangkan perbaikan nasib rakyat di bidang politik.
OLOAN SIMBOLON ST tidak pernah lelah membangun komunikasi
politik dengan konstituennya, bahkan tiada hari tanpa konsolidasi dengan Pemuda
Katolik di daerah kabupaten/kota se-Sumatera Utara selaku Ketua Pemuda Katolik
Komda Provinsi Sumatera Utara masa bakti 2007-2010, 2010-2013 menjadikan OLOAN
SIMBOLON seorang figur sentral yang pantas digugu, ditiru dan diteladani Pemuda
Katolik di Provinsi Sumatera Utara karena selalu dekat dengan akar rumputnya.
Kesederhanaan,
kesahajaan, kejujuran, keterbukaan, peduli serta empati dengan siapa saja tanpa
sekat-sekat menjadi personifikasi yang luwes, supel, piawi dalam lobi-lobi
politik. Buktinya, OLOAN SIMBOLON ST yang notabene
hanya 1 (satu) kursi dari PPD di DPRD Provinsi Sumatera Utara mampu serta dipercaya memegang jabatan
strategis Ketua Komisi A DPRD Provinsi Sumatera Utara 2012-2013.
Ketika OLOAN SIMBOLON ST Ketua Komisi A DPRD Provinsi
Sumatera Utara, dia pun menjadikan ruang kerjanya benar-benar “TAHTA UNTUK
RAKYAT” dengan demikian, wajah ruang
kerja Ketua Komisi A DPRD Provinsi Sumatera Utara benar-benar rumah rakyat yang tiada hari tanpa tamu dari berbagai
lapisan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi yang merupakan domain Komisi A
yang membidangi Pemerintahan dan Hukum.
Sepak terjang politik OLOAN SIMBOLON ST di Gedung DPRD
Provinsi Sumatera Utara Jalan Imam Bonjol Medan sungguh sangat istimewa sebab
dia salah seorang politisi paling vokal untuk membela dan memperjuangkan
kepentingan masyarakat Provinsi Sumatera Utara.
OLOAN SIMBOLON tidak pernah takut bersuara lantang dan keras, baik di
ruang sidang maupun memberikan statement politik di media massa untuk membela
rakyat karena dia benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah wakil rakyat serta
berkewajiban memperjuangkan aspirasi rakyat Sumatera Utara.
Di Komisi A tahun pertama dan tahun kedua,
selanjutnya menjadi anggota Komisi C pada tahun ketiga, barulah pada tahun
keempat OLOAN SIMBOLON ST dipercaya memegang Ketua Komisi A DPRD Provinsi
Sumatera Utara yang sering diberi label para kuli tinta di DPRD Sumatera Utara
sebagai Komisi “Air Mata” sebab tiada hari tanpa permasalahan pemerintahan dan
hukum, termasuk permasalahan tanah dan hak ulayat serta hak keperdataan
masyarakat hukum adat di bidang kehutanan dan perkebunan yang merupakan kasus
terbesar di provinsi ini.
Selaku aktivis sejati, OLOAN SIMBOLON ST tentu tidak
terlepas dari berbagai organisasi diantaranya; Wakil Ketua KNPI Kabupaten Toba
Samosir 2001-2004, Ketua Pengcab IPSI Kabupaten Toba Samosir 2002-2005, Ketua
Pengcab IPSI Kabupaten Samosir 2005-2008, Ketua Harian KONI Kabupaten Samosir
2005-2010, Ketua Badan Pembina Olahraga Pelajar Indonesia (BPOPSI) Kabupaten
Samosir 2006-2011, Ketua Panitia Lokal Pesta Bolon Simbolon se-dunia tahun
2007, Ketua Pemuda Katolik Komda Sumatera Utara masa bakti 2007-2010,
2010-2013, Ketua Bidang Keanggotaan/Diklat DPP Pemuda Katolik Indonesia
2012-2015, dan Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumatera
Utara periode 2012-2017, dan lain-lain.
Bagi OLOAN SIMBOLON ST berorganisasi adalah bahagian dari
hidup sebab melalui organisasi yang baik dan benar akan terlahir para
politisi-politisi berkarakter berjati diri untuk mewujudkan Kebangkitan Bangsa
ditandai terajudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang tercermin pada bertumbuhnya
Pluralisme Kebhinnekaan Bangsa (PKB)
menjamin perlindungan seluruh bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia supaya sesama anak bangsa saling mengasihi sebagaimana makna sejati
konstitusi negara republik Indonesia.
Walau sudah 3 (tiga) periode memegang jabatan wakil rakyat
yakni; DPRD Kabupaten Toba Samosir 1999-2003, DPRD Kabupaten Samosir sekaligus
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Samosir 2004-2009, dan DPRD Provinsi Sumatera Utara
2009-2014 dengan berbagai jabatan strategis, OLOAN SIMBOLON ST selalu
berpenampilan amat sangat sederhana, bersahaja, serta berkomunikasi politik
santun menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang politisi berkarakter berjati
diri apa adanya, biasa-biasa saja, sebab OLOAN SIMBOLON ST selalu berprinsip
SEREP NI ROHA DO HADENGGANON serta MALU
BILA MENERIMA PUJIAN DAN TETAP DIAM BILA TERTIMPA FITNAH.
Karakter demikian tentu tidak terlepas dari prinsip dasar
politiknya yang selalu memosisikan diri 100
persen Katolik, 100 persen Bangsa Indonesia sehingga selalu berbuat dan
bertindak total sesuai dengan keyakinan politiknya tanpa ragu-ragu.
Prinsip “Sikap
rendah hati sambil berbuat kebaikan” dalam bahasa Latin dikatakan ‘Pertransiit
Benefaciendo’ sesuai nats teologi Alkitabiah Kisah Para Rasul 10: 38 Berkeliling sambil berbuat baik.
Kalimat ini mengandung nilai spiritualitas tinggi, semangat mengabdi dan
panggilan hati amat sangat dalam pada diri pengagum Bunda Teresa itu. Inilah prinsip
fundamental yang mewarnai sepak terjangnya di kancah politik. Dia juga selalu
beraksioma, “Jabatan adalah merupakan
kepercayaan suci dan saya bertekad untuk menjaga kepercayaan itu”.
APA
VISI-MISI POLITIK OLOAN SIMBOLON ST.
Sebagai politisi berkarakter berjati diri sudah pasti
memiliki visi-misi politik yang jelas, terarah, terprogram serta
berkesinambungan dalam arah perjuangan politiknya. Sebab visi adalah kemampuan
untuk melihat pada inti persoalan; pandangan atau wawasan ke depan; kemampuan
untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan ketajaman
penglihatan; apa yang tampak dikhayalan; penglihatan; pengamatan. (KBBI, 2007).
Konsistensi melaksanakan visi politik merupakan indikator
nyata, apakah seseorang politisi berkarakter berjati diri atau tidak. Sebab
korelasi antara karya kata dengan karya nyata menjadi tolok ukur, apakah
seseorang layak atau tidak dipercaya masyarakat.
Bila
seorang politisi benar-benar mampu menunjukkan konsistensi janji-janji politik kepada
konstituen maka tingkat kepercayaan (trust) ataupun elektabilitas akan
semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sebaliknya, bila seorang politisi hanya
menunjukkan kebaikan, kedermawanan dan kepedulian di saat-saat menjelang pemilu
maka tingkat kepercayaan akan turun bahkan tidak mendapat kepercayaan sama
sekali.
Sedangkan misi adalah tugas yang dirasakan orang sebagai
suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme; kegiatan
menyebarkan Kabar Gembira (Injil) dan mendirikan jemat setempat, dilakukan atas
dasar pengutusan sebagai kelanjutan misi Kristus.
Politisi
yang ditempa dan dibesarkan Katolik ini memahami benar Etika Politik Katolik
sebagaimana digambarkan Piet Go O Carm, dkk dalam buku Etos dan Moral Politik
yang mengatakan; “berpolitik adalah pengabdian untuk mengupayakan kesejahteraan
umum (bonum cammune)”. Ini menyangkut
banyak orang, bukan hanya orang per orang atau kelompok. Tujuannya adalah
mensejahterakan seluruh bangsa bahkan sebagian besar umat manusia.
Karena itu, OLOAN SIMBOLON ST selalu memosisikan diri 100
persen Katolik, 100 persen Bangsa Indonesia dalam visi-misi politiknya. Sikap
rendah hati sambil berbuat kebaikan, berkeliling sambil berbuat baik adalah
cerminan nyata Kasih Kristus ‘Pertransiit
Benefaciendo’ yang menjadi pedoman hidupnya sehari-hari.
Dalam
dirinya terpatri sebuah impian yang ingin diperjuangkan demi bangsanya sebagaimana
dikatakan Martin Luther King, Jr “Saya punya impian bahwa suatu hari nanti
setiap lembah akan terjembatani, setiap bukit dan gunung akan direndahkan,
semua tempat kasar akan dihaluskan, dan semua yang bengkok akan diluruskan,
sehingga kemuliaan Tuhan akan terungkap dan dapat disaksikan oleh semua
makhluk. “Wahai negeriku yang kupuja, tanah indah kebebasan, kepadamu
kubernyanyi. Tanah di mana ayahku wafat, tanah yang dibanggakan peziarah, dari
setiap sisi gunung, terdengar kumandang kebebasan”.
Hal itu merupakan buah pemahaman paripurna tujuan pendirian
negara-bangsa (nation state) Negara
Kesatuan Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia sebagaimana amanah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945.
Pemahaman paripurna tentang ke-Katolikan dan kebangsaaan
keindonesiaan yang plural-multikultural melahirkan pandangan utuh, cermat,
cerdas serta jenial memaknai persaudaraan
sesama anak bangsa ‘saudara sekandung
putra-putri Ibu Pertiwi’ memiliki
hak dan kewajiban yang sama seperti termaktub pada pasal 27 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia 1945, “Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya”. Kemudian pasal 29 ayat (1) “Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”, dan ayat (2) “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu”.
Karena itulah, bagi OLOAN SIMBOLON ST Merajut Pluralisme Kebhinnekaan Bangsa adalah sebuah visi politik
paling tepat menuju Kebangkitan Bangsa Indonesia.
Kebangkitan
bangsa hanya bisa terwujud bila 4 (empat) pilar kebangsaan yakni; Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Bhinneka Tunggal Ika,
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diimplementasikan dengan baik dan
benar sesuai konsensus para pendiri bangsa. Sebab 4 pilar inilah yang mampu
mempersatukan ± 17.508 pulau, ± 1.068 suku bangsa, ± 665 bahasa daerah, 5,8
juta km² perairan, 1,9 juta km² daratan, garis pantai sepanjang 81.000 km²,
memiliki perairan darat seluas 54 juta hektar, terdiri dari 40 juta hektar
rawa, 12 juta hektar sungai dan 2 juta hektar danau, memiliki 50 buah selat dan
64 buah teluk, terbentang dari 6º Lintang Utara sampai 11º Lintang Selatan dan
92º sampai 142º Bujur Timur dengan berbagai kekayaan alam di laut, daratan, dan
udara menjadikan Indonesia “Taman Firdaus”seluas 1.860.359,67 kilometer
persegi. Potensi besar bangsa itu harus mampu didayagunakan sebesar-besar
kemakmuran, kesejahteraan rakyat sehingga kebahagiaan seluruh anak bangsa
tercermin dengan senyum indah penuh kasih antar sesama.
Untuk mewujudkan impian serta visi-misi politik sebagai
ladang pengabdian terhadap nusa dan bangsa OLOAN SIMBOLON ST membulatkan tekad
mencalonkan diri calon legislatif (caleg) DPR RI pada 9 April 2014 sebab DPRD Kabupaten Toba
Samosir, DPRD Kabupaten Samosir, dan DPRD Provinsi Sumatera Utara masih
dirasakan belum optimal memperjuangkan nasib rakyat di daerah ini.
Menjadi
anggota DPR RI bukanlah tujuan akhir perjalanan karier politiknya, melainkan
langkah awal melakukan perjuangan lebih besar untuk rakyat yang masih
diselimuti berbagai karut-marut berbangsa dan bernegara, seperti perjuangan
rakyat atas tanah Eks HGU PTPN-II, tanah ulayat, Hak Keperdataan Hutan
Masyarakat Hukum Adat sebagaimana dialami Masyarakat Hukum Adat Sipituhuta-Pandumaan,
Masyarakat Kabupaten Samosir, dan hak-hak keperdataan berbagai masyarakat daerah di Provinsi Sumatera Utara yang
menjadikan rakyat tidak berdaulat di negerinya sendiri.
Kepedulian, empati OLOAN SIMBOLON ST dalam kapasitasnya
sebagai Ketua Komisi A DPRD Provinsi Sumatera Utara tampak dengan nyata ketika
masyarakat penggarap di Tanah Eks HGU PTPN-II mengalami intimidasi dari
pihak-pihak tertentu. Dia spontan turun ke lokasi serta mempertaruhkan
jabatannya untuk menjamin para penggarap tidak diganggu oleh pihak manapun
sebelum status Tanah Eks HGU PTPN-II terang-benderang.
Demikian
juga ketika masyarakat hukum adat Sipituhuta-Pandumaan, Kecamatan Pollung,
Kabupaten Humbang Hasundutan ditahan di Mapolda Sumatera Utara tanggal 26
Pebruari 2013 terkait sengketa lahan dengan PT TPL, Tbk. OLOAN SIMBOLON
langsung menemui Kapolda Sumatera Utara untuk meminta penangguhan penahanan
dengan jaminan dirinya selaku Ketua Komisi A DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Selanbjutnya,
ketika Pilkada Kabupaten Samosir 2010 lalu, dimana suhu politik amat sangat
memanas dan hampir menjurus konflik horizontal, OLOAN SIMBOLON selaku anggota
DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Dapil Sumut 8 yang juga putra Kabupaten Samosir mengambil langkah politik strategis, cerdas
dan brilian mengeluarkan statement politik di berbagai media massa, bahkan
turun langsung ke Bona Pasogit untuk mendinginkan suhu politik yang sedang memanas sehingga kondusivitas di
Kabupaten Samosir sejuk kembali pasca Pilkada. Hal itu, merupakan sebagian
kecil contoh konkret dari berbagai kinerja politik yang dilakukan demi
kepentingan rakyat di Sumatera Utara.
Namun,
perjuangan itu bagi OLOAN SIMBOLON masih belum maksimal menyelesaikan
permasalahan rakyat di daerah ini secara tuntas karena kewenangan dan kekuatan
politik DPRD Provinsi Sumatera Utara masih sangat terbatas.
Untuk
mengoptimalkan perjuangan membela
kepentingan rakyat di daerah Sumatera Utara, OLOAN SIMBOLON ST pun memutuskan mencalonkan diri calon DPR RI dari daerah
pemilihan Sumatera Utara 1 yang meliputi; Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang,
Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kota Tebing-Tinggi pada Pileg 9 April 2014 agar
kepentingan rakyat Sumatera Utara bisa diperjuangkan maksimal di gedung DPR RI
Senayan Jakarta nantinya.
MENGAPA
OLOAN SIMBOLON MEMILIH PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB).
Mempertanyakan mengapa OLOAN SIMBOLON ST memilih Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk pencalegan dirinya ke DPR RI adalah hal yang
wajar dan tidak terlalu tendensius sebab OLOAN SIMBOLON ST adalah kader sejati
Pemuda Katolik yang juga Ketua Pemuda Katolik Komda Provinsi Sumatera Utara
hingga saat ini.
Pemahaman paripurna tentang kebangsaan dan keindonesiaan
yang berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempertegas
visi politiknya 100 persen Katolik, 100 persen Bangsa Indonesia memilih Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dilahirkan Bapak Pluralisme Indonesia KH
Abdurrahman Wahid alias GUS DUR sebagai satu-satunya partai paling tepat Merajut Pluralisme Kebhinnekaan Bangsa
menuju kebangkitan bangsa Indonesia mewujudkan janji Proklamasi 17 Agustus 1945
yaitu masyarakat adil, makmur, sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa
kecuali.
Pilihan partai politik adalah pembuktian nyata konsistensi
visi-misi politisi berkarater berjati diri sekaligus cermin nyata karakter
negarawan yang tidak mengenal sekat-sekat atas nama apapun. Relasi keharmonisan
sesama anak bangsa tercermin dalam pluralisme-multikulturalisme agar republik
ini benar-benar “Rumah Besar” bangsa
Indonesia, bumi persemaian kasih sayang saling mengasihi antar sesama anak
bangsa.
Presiden Republik Indonesia ke- 4 KH Abdurrahman Wahid yang populer dengan
sebutan GUS DUR yang juga pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah guru bangsa mengajarkan, bahwa Pluralisme adalah
konstruksi Ilahi paling istimewa dan tak bisa diabaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pluralisme adalah pelangi kehidupan amat
sangat indah karena itu perbedaan,
keragaman, dan kemajemukan merupakan keniscayaan yang harus dijaga, dipelihara
dan dirawat maksimal menuju kebangkitan bangsa Indonesia Negara Adidaya.
Pluralisme-Multikulturalisme adalah anugerah Tuhan Yang
Maha Esa terhadap bangsa Indonesia serta salah satu pilar kebangsaan yakni Bhinneka
Tunggal Ika yang merupakan konsensus nasional para pendiri bangsa di masa lalu.
Karena itu, tugas utama seluruh anak bangsa tidak lain dan tidak bukan adalah mengisi
kemerdekaan, memerangi kemiskinan, ketertindasan, keterbelakangan, serta
diskriminasi dalam kebijakan penyelenggaraan negara atau pemerintahan agar
seluruh rakyat Indonesia dan segenap tumpah darah Indonesia mendapat
perlindungan optimal dari negara.
Partai politik adalah wadah perjuangan politik serta
pengabdian untuk mengupayakan kesejahteraan umum (bonum cammune) menyangkut banyak orang, bukan hanya orang per orang
atau kelompok. Upaya mencapai tujuan mensejahterakan seluruh bangsa bahkan
sebagian besar umat manusia sesuai Etika Politik Katolik merupakan esensi
berpolitik yang baik dan benar. Fungsi partai politik antara lain; sebagai
sarana komunikasi politik, sebagai sarana sosialisasi politik, sebagai sarana
kaderisasi politik, dan sebagai sarana mengatasi konflik.
Karena
itu lah, Bunda Teresa mengatakan,” Masih ada banyak penderitaan di sekitar
kita, juga kebencian, kesengsaraan. Kita dengan doa kita, dengan pengorbanan
kita, memulai dari rumah. Kasih dimulai di rumah, dan yang penting bukanlah
seberapa banyak yang kita lakukan, melainkan seberapa besar kasih yang kita
libatkan dalam tindakan kita. Bagi Tuhan Yang Maha Kuasa, berapa banyak yang
kita lakukan tidaklah penting, karena Dia Maha Besar. Yang penting adalah
seberapa besar kasih yang kita libatkan dalam tindakan itu, seberapa banyak persembahan
kita kepada Tuhan setiap kali kita melayani orang lain,” kata OLOAN SIMBOLON ST
yang sangat harmonis dan bahagia dalam rumah tangga, serta sangat dekat dengan
anak-anaknya, mengutip kata-kata Bunda Teresa idolanya itu.
OLOAN
SIMBOLON juga sangat mengidolakan kepemimpinan Salomo sebab kharisma Salomo
bukan keperkasaan, melainkan nikmat dan pengertian memimpin. Menurut Scott,
Nikmat itu mencakup daya dan kemampuan memerintah, kearifan untuk membedakan
yang baik dan buruk. Karena itu ia menjadi hakim yang adil dan kecerdasan
intelektual serta bakat diplomasi yang dengannya ia menjalin hubungan dengan
bangsa sekitar. (1 Raja 10: 1-13).
John MC Cain & Mark Salter (2009) mengatakan,”Karakter
akan membuat hidup Anda bahagia atau sengsara. Hanya itu yang akan menentukan
takdir kita. Anda memilihnya. Tiada orang lain dapat memberi atau mengambil
dari Anda. Tak seorang pun pesaing dapat mencuri dari Anda. Orang lain bisa
meneguhkan hati Anda untuk mengambil keputusan yang benar, tetapi bisa juga
mengecilkan hati. Bagaimanapun, Anda sendiri yang menentukan pilihan”.
PENUTUP
Pepatah klasik mengatakan, “tak kenal maka tak sayang” maka
dengan mengenal, mengetahui, serta memahami sosok OLOAN SIMBOLON ST yang telah
3 (tiga) periode dipercaya sebagai wakil rakyat, yakni DPRD Kabupaten Toba
Samosir 1999-2003, DPRD Kabupaten Samosir sekaligus Wakil Ketua DPRD Kabupaten
Samosir 2004-2009, dan DPRD Provinsi Sumatera Utara dengan jabatan strategis
Ketua Komisi A DPRD Provinsi Sumatera Utara membidangi Pemerintahan dan Hukum,
tidak perlu diragukan lagi kemampuannya menjadi calon DPR RI periode 2014-2019
untuk mengemban perjuangan rakyat Sumatera Utara di masa akan datang.
Pemilih bijak mampu
dengan cermat, cerdas menentukan pilihan kepada orang yang tepat melalui
pengetahuan dan pemahaman yang baik dan benar tentang kemampuan, kapasitas,
kredibitas, serta integritas calon pilihan yang didasarkan pada rekam jejak
kinerja (track record)
sebelum-sebelumnya. Karena sangat mustahil berharap banyak, dan menggantungkan
harapan kepada orang yang belum menunjukkan prestasi, simpati, serta empati
terhadap penderitaan rakyat.
Jangan tergiur dengan kedermawanan palsu walau dibungkus
dengan kemasan apapun, sebab kedermawanan demikian akan menyuguhkan kesengsaraan
rakyat lima tahun ke depan. Bukalah mata hati, lihatlah kebenaran dan kejujuran
supaya tidak menyesal di kemudian hari.
Pepatah Batak-Toba mengatakan, “Tinallik bulung si hupi,
pinarsaong bulun si hala. Unang sumolsol di pudi, ndang sipaingot na so ada”
atau pepatah klasik, “Pikir itu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”.
Horas ! Mauliate !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.