Terpanggil
untuk Mengabdi
Medan, ASPIRASI/Deteksinews
Di sela-sela bergeliatnya suhu politik menjelang
pemilihan umum kepala daerah (Pemilu-Kada)
di Kabupaten Samosir pada bulan Desember 2015 akan datang Wapemred SKI
ASPIRASI Drs. Thomson Hutasoit melakukan wawancara eksklusif dengan Oloan
Simbolon ST salah seorang politisi senior putera Kabupaten Samosir yang mulai
meniti karier politik sejak Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta
Kota Medan tahun 1998 ketika era reformasi.
Oloan
Simbolon ST, kelahiran Samosir, 3 Maret
1969 adalah putera ke-5 dari 6
bersaudara putra/putri Bapak Osman Simbolon (Op. Tabuan ) almarhum, Ibu Artauli
Br Sinaga almarhumah seorang anak petani di Kabupaten Samosir. Saudara-saudari
Oloan Simbolon; Merry Simbolon, SPd/Jawaris Sihombing, SPd, Roosmia Simbolon,
SPd/F. Torop Sinaga, Antonius Simbolon, SH, MH/Hotmian Situmorang, Dr. Robert
Simbolon, MPA/Rita Widuri Sinaga, SPSi, dan Rina Romberta Simbolon, SE/Hotdiman
Naibaho, SE. Ketiga putera Bapak Osman Simbolo, Ibu Artauli Br Sinaga
sepertinya telah ditakdirkan Tuhan mengemban Trias Politika. Sebab Antonius
Simbolon, SH, MH adalah seorang hakim (Yudikatif), Dr. Robert Simbolon, MPA di
pemerintahan (Eksekutif), sedangkan Oloan Simbolon memilih berkiprah di bidang
politik (Legislatif) sejak tamat Sarjana Teknik Sipil Universitas Katolik
(Unika) ST Thomas Medan.
Oloan Simbolon yang mempersunting Maida Br
Silalahi pada tanggal 3 Januari 1998, dikarunai lima putra/putri; Stella
Oktaviani (17), Primus Mayland (15), Petti Joice Chrisfield (12), Teresa Zelta
Ogrilicia (6), Quentin Magnus (1,4).
Oloan meniti jenjang pendidikan
Sekolah Dasar (SD) Inpres Pardomuan I Pangururan tamat tahun 1982, SMP Budi
Mulia Pangururan, tamat tahun 1985, SMA Budi Mulia Pematang Siantar, tamat
tahun 1988. Sekalipun anak petani, dia belum merasa puas mengantongi tamatan
SMA. Karena itu, dia melanjutkan pendidikan ke Universitas Katolik (Unika) ST
Thomas Medan, dan memperoleh predikat Sarjana Teknik Sipil pada tahun 1999.
Keinginan kuat menimba ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek) mendorong Oloan memasuki jenjang
pendidikan program S-2 Ilmu Antropologi Sosial Universitas Negeri Medan tahun
2011 di sela-sela kesibukannya memperjuangkan aspirasi rakyat selaku anggota
DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Aktivis mahasiswa Universitas Katolik (Unika)
ST Thomas Medan dan Organisasi Kepemudaan Katolik Komisariat Daerah (Komda)
Provinsi Sumatera Utara ini mengaku
tertarik terhadap politik tak terlepas dari penglihatan serta pengamatannya
atas penderitaan rakyat di sekitarnya, khususnya di Bona Pasogit Samosir yang masih sangat jauh ketinggalan
dibandingkan daerah lain.
Dia sungguh prihatin melihat penderitaan
rakyat yang masih belum mendapat perhatian serius dalam arah kebijakan
pemerintahan hingga ingin mengabdikan diri dalam politik sebagai panggilan jiwa
mengabdikan diri memperjuangkan perbaikan nasib rakyat dalam kebijakan
penyelenggara negara atau pemerintahan maupun
pemerintahan daerah.
Kecerdasan serta naluri politik yang dimiliki
mendorong dirinya pada tahun 1999 masuk
ke partai politik dibawah bendera Partai Katolik Demokrat (PKD) ketika masih
kuliah. Memasuki dunia politik bagi Oloan bukanlah sekadar ikut-ikutan, ambisi,
melainkan pilihan hidup serta panggilan jiwa ingin mengabdikan diri memperjuangkan
perbaikan nasib rakyat dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
Pengabdian diri total dalam dunia politik
ketika suhu politik nasional sedang memanas adalah suatu keberanian tak perlu
diragukan. Tanda-tanda jaman di era rezim Soeharto, ternyata tidak luput dari
analisis politisi pria berkumis itu. Keterlibatan di dunia politik praktis
ditindaklanjuti dengan menjumpai serta
memperkenalkan diri kepada Ketua PKD Kabupaten Toba Samosir di sela-sela Pertemuan
Nasional Pemuda Katolik yang saat itu sedang
digelar di Kota Medan tahun 1999.
Setelah mendapat sambutan hangat dari Ketua
PKD Kabupaten Toba Samosir, Oloan mendaftarkan diri menjadi Calon Legislatif
(Caleg) PKD Kabupaten Toba Samosir pada tanggal 18 Maret 1999.
Mendaftarkan menjadi caleg PKD Toba
Samosir, Oloan Simbolon belum wisuda sarjana ketika itu, sebab wisuda sarjana
baru dilaksanakan pada akhir tahun 1999.
Pilihan politik ke Partai Katolik Demokrat
bukanlah faktor kebetulan, melainkan pilihan politik cerdas, cermat, serta
jenial sesuai hirarkhi jenjang karier politik aktivis Pemuda Katolik.
Kecerdasan, kepiawian, serta naluri politik Oloan Simbolon mendorong dirinya
terjun langsung ke lapisan masyarakat paling bawah yang merupakan kantong-kantong suara pemilih
untuk melakukan konsolidasi intensif tanpa mengenal batas waktu dan ruang.
Konsolidasi menjumpai konstituen
dari desa ke desa disertai modal percaya
diri dan kerendahan hati dilakukan terus menerus untuk memperkenalkan diri
sembari mengidentifikasi, menginventarisasi aspirasi, kepentingan rakyat daerah
pemilahannya untuk diperjuangkan di gedung dewan perwakilan rakyat bila kelak
mendapat kepercayaan sebagai wakil rakyat. Sebab, dia yakin tak seorang pun
mampu atau berhasil memperjuangkan nasib rakyat tanpa mengenal dan memahami permasalahan
rakyat secara konkrit. Bahkan suatu kemustahilan memperjuangkan nasib rakyat
yang sama sekali tidak diketahui dan dipahami.
Bermodalkan caleg PKD nomor urut 1 serta niat
tulus dan keredahan hati untuk mengabdikan diri memperjuangkan nasib rakyat
menambah keyakinannya mampu bersaing dengan caleg-caleg partai lain yang pada tahun
1999 jumlahnya sangat banyak pasca tumbangnya rezim Soeharto berkuasa ± 32
tahun di negeri ini.
Kerendahan hati, kecerdasan,
kepiawian politik yang selalu berkaidah, beraksioma menabur setitik kebaikan hati tulus terhadap
semua orang tanpa sekat-sekat sosial, berhasil mendulang 8.000-an suara PKD
dari Pangururan Toba Samosir sekaligus menghantarkan Oloan Simbolon menduduki
kursi DPRD Kabupaten Toba Samosir masa bakti 1999-2004 yang dilantik pada
tanggal 27 Oktober 1999 sekaligus pimpinan sementara DPRD Kabupaten Toba Samosir
selaku anggota DPRD termuda ketika itu.
Dengan modal keuangan pas-pasan, dikumpulkan
dari donasi, bantuan keluarga, serta sahabat bukanlah penghalang meraih
keberhasilan, sebab modal uang bukan satu-satunya jaminan kesuksesan. Dan jika
dihitung mulai dari mendaftar hingga pelantikan, termasuk seluruh biaya pribadi
jumlahnya tidak lebih Rp 27 juta, membalikkan logika politik sebahagian besar
politisi-politisi getol membagi-bagi uang, berbagai bantuan tiba-tiba baik
(tompu burju-red) merusak karakter masyarakat di zaman reformasi ini.
Berlatar belakang aktivis kampus,
aktivis Pemuda Katolik. Oloan Simbolon dipercaya menjabat Ketua Komisi D DPRD
kabupaten Toba Samosir sejak tahun 1999-2003 di usia masih muda belia.
Sebagai politisi muda visioner dilahirkan dari
rahim rakyat paling bawah serta membangun visi politik berdasarkan penglihatan,
pengamatan dan pengalaman nyata, usia muda bukanlah penghalang sepak terjangnya
memperjuangkan kepentingan rakyat yang diwakili. Laras perjuangan kepentingan
rakyat dilakukan terus-menerus, konsisten tanpa mengenal batas waktu. Menjalin komunikasi
dengan konstituen hingga desa-desa terpencil untuk mengetahui penderitaan
rakyat secara langsung menjadi perhatian serius dari pria rendah hati,
sederhana, bersahaja ini dari waktu ke waktu.
Sementara politisi-politisi lain yang maniak
kuasa hanya menampakkan batang hidung
menjelang masa kampanye dengan segudang kebaikan palsu, kepurak-purakan yang
hanya butuh suara rakyat ketika pemilihan berlakon dermawan bagi-bagi uang,
sembako untuk membius alam sadar rakyat.
Karena ketulusan, kebersahajaan, kerendahan
hati, konsistensi serta empati
sungguh-sungguh itulah Oloan menjadi seorang politisi berkarakter
berjati diri yang tidak hanya membutuhkan rakyat sebagai pengumpul suara belaka
di saat-saat pemilihan tetapi menjadikan rakyat sahabat seperjuangan untuk
meraih keberhasilan.
Pada tahun 2004 Oloan berganti
bendera partai politik sebab KPU memutuskan PKD yang menghantarkannya menjadi DPRD
Kabupaten Toba Samosir diputuskan tidak lolos peserta Pemilu 2004.
Ketidaklolosan PKD sebagai partai
peserta Pemilu memaksa dirinya yang ketika itu juga memimpin PKD Sumatera Utara
sejak 2002 harus cerdas dan cermat
memilih partai sesuai visi politiknya berkarakter, berjati diri.
Karena
itu, dia harus memilah dan memilih
partai politik yang tepat dan akurat untuk melanjutkan karier politiknya
memperjuangkan nasib rakyat. Setelah melakukan permenungan mendalam, mendetail,
analisis tajam, serta akurat, dia memutuskan bergabung dengan Partai Persatuan
Daerah (PPD) dan langsung dipercaya memegang posisi Ketua PPD Kabupaten Toba
Samosir tahun 2003.
Visi-misi politik OloanSimbolon sejatinya adalah suatu tanggapan atas realitas
pengalaman rakyat di sekitarnya sehingga dia mampu membangun komunikasi politik
paralel sesuai kondisi konkret penderitaan rakyat secara riil. Kemampuan,
kecerdasan, kepiawian itulah menjadikan Oloan menjelma menjadi seorang politisi
kharismatik sangat dicintai di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Samosir,
Sumatera Utara maupun tingkat nasional.
Tonggak sejarah pemekaran Kabupaten
Samosir dari Kabupaten Toba Samosir berembus
kencang dan titik kulminasinya adalah terbentuknya Kabupaten Samosir
pada awal tahun 2004. Pemekaran itu
mengharuskan Oloan melakukan keputusan
strategis sebagai putera daerah Kabupaten Samosir yang baru dimekarkan dari
Kabupaten Toba Samosir.
Kecerdasan, kepiawian, serta ketajaman analisis politiknya kembali
diuji memilih caleg PPD dari daerah pemilihan
Kabupaten Samosir yang notabene
daerah kelahirannya. Pilihan itu,
ternyata tidak sia-sia, buktinya Oloan terpilih menjadi Anggota DPRD Kabupaten
Samosir periode 2004-2009, bahkan menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD Kabupaten
Samosir selama 5 (lima) tahun, sebab PPD berhasil meraih 3 kursi anggota DPRD
Kabupaten Samosir dibawah kepemimpinannya selaku Ketua Partai Persatuan Daerah
(PPD) Kabupaten Samosir ketika itu.
Setelah 2 (dua) periode menjadi
anggota legislatif yakni; DPRD Kabupaten Toba Samosir 1999-2003, DPRD Kabupaten
Samosir 2004-2009 dengan posisi strategis Wakil Ketua DPRD Kabupaten
Samosir dia melanjutkan jenjang
politiknya ke kancah politik Provinsi Sumatera Utara dengan mencalonkan diri
Calon DPRD Provinsi Sumatera Utara dari
Partai Persatuan Daerah (PPD) dari daerah pemilihan (Dapil) Sumut 8
meliputi; Kabupaten Samosir, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Tapanuli Utara,
Tapanuli Tengah, dan Kota Sibolga.
Keberhasilan menggapai kursi DPRD Provinsi
Sumatera Utara tidak terlepas dari rekam jejak kinerja (track record) sebelumnya, sebab para pemilih yang menjatuhkan hak
pilih kepada nya telah menjadi OLOAN
SIMBOLON FANS CLUB, bukan lagi
mengandalkan kekuatan roda partai sebab
partai PPD merupakan partai kecil, bahkan partai gurem di peta
perpolitikan, baik tingkat daerah maupun nasional.
Konsolidasi terus-menerus serta
berkesinambungan merupakan mata rantai komunikasi politiknya dengan konstituen yang
tak pernah putus sepanjang waktu. Dan inilah salah satu faktor utama keberhasilan
menapaki jenjang politik lebih tinggi. Dia selalu merawat pertemanan,
persahabatan dengan ketulusan, kesahajaan, kesederhanaan dan kerendahan hati,
sebab dia selalu beraksioma kekuasaan bukanlah hasil akhir tetapi sebuah alat
untuk memperjuangkan perbaikan nasib rakyat di bidang politik.
Oloan Simbolon tak pernah lelah
membangun komunikasi politik dengan konstituennya, bahkan tiada hari tanpa
konsolidasi dengan Pemuda Katolik di daerah kabupaten/kota se-Sumatera Utara
selaku Ketua Pemuda Katolik Komda Provinsi Sumatera Utara masa bakti 2007-2010,
2010-2013 menjadikan Oloan Simbolon seorang figur sentral yang pantas digugu,
ditiru dan diteladani Pemuda Katolik di Provinsi Sumatera Utara yang selalu
dekat dengan akar rumput.
Kesederhanaan, kesahajaan, kejujuran, keterbukaan,
peduli serta empati terhadap siapa pun tanpa sekat-sekat menjadi personifikasi
luwes, supel, piawi dalam lobi-lobi politiknya. Buktinya, Oloan Simbolon yang notabene hanya 1 (satu) kursi dari PPD
di DPRD Provinsi Sumatera Utara dipercaya memegang jabatan strategis Ketua
Komisi A DPRD Provinsi Sumatera Utara 2012-2013.
Ketika Oloan
Ketua Komisi A DPRD Provinsi Sumatera Utara ruang kerjanya benar-benar “TAHTA UNTUK
RAKYAT” menjadikan wajah ruang kerja
Ketua Komisi A DPRD Provinsi Sumatera Utara benar-benar rumah rakyat tiada hari
tanpa tamu dari berbagai lapisan masyarakat menyampaikan aspirasi yang menjadi
domain Komisi A membidangi Pemerintahan dan Hukum.
Sepak terjang politiknya di Gedung
DPRD Provinsi Sumatera Utara Jalan Imam Bonjol Medan sungguh sangat istimewa
sebab dia salah seorang politisi paling vokal untuk membela dan memperjuangkan
kepentingan masyarakat Provinsi Sumatera Utara. Dia tak pernah takut bersuara
lantang dan keras, baik di ruang sidang maupun memberikan statement politik di
media massa untuk membela rakyat karena dia benar-benar menyadari bahwa dirinya
adalah wakil rakyat memikul kewajiban memperjuangkan aspirasi rakyat Sumatera
Utara.
Di
Komisi A tahun pertama dan tahun kedua, selanjutnya menjadi anggota Komisi C
pada tahun ketiga, pada tahun keempat dipercaya memegang Ketua Komisi A DPRD
Provinsi Sumatera Utara yang sering diberi label para kuli tinta di DPRD
Sumatera Utara sebagai Komisi “Air Mata” sebab tiada hari tanpa permasalahan
pemerintahan dan hukum, termasuk permasalahan tanah dan hak ulayat serta hak
keperdataan masyarakat hukum adat di bidang kehutanan dan perkebunan yang
merupakan kasus terbesar di provinsi ini.
Selaku aktivis sejati, Oloan tentu
tidak terlepas dari berbagai organisasi diantaranya; Wakil Ketua KNPI Kabupaten
Toba Samosir 2001-2004, Ketua Pengcab IPSI Kabupaten Toba Samosir 2002-2005,
Ketua Pengcab IPSI Kabupaten Samosir 2005-2008, Ketua Harian KONI Kabupaten
Samosir 2005-2010, Ketua Badan Pembina Olahraga Pelajar Indonesia (BPOPSI)
Kabupaten Samosir 2006-2011, Ketua Panitia Lokal Pesta Bolon Simbolon se-dunia
tahun 2007, Ketua Pemuda Katolik Komda Sumatera Utara masa bakti 2007-2010,
2010-2013, Ketua Bidang Keanggotaan/Diklat DPP Pemuda Katolik Indonesia
2012-2015, Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumatera Utara
periode 2012-2017, Wakil Ketua DPD Parade Nusantara (Persatuan Rakyat Desa
Nusantara) periode 2014-2019 yang getol memperjuangkan lahirnya Undang-Undang
Desa yang sekarang telah dirasakan seluruh rakyat Indonesia dengan ditampungnya
anggaran dana desa RP 1 miliar per tahun dan lain-lain. Bagi dia berorganisasi
adalah bahagian dari hidup sebab melalui organisasi yang baik dan benar akan
terlahir para politisi, pemimpin berkarakter berjati diri untuk mewujudkan
impian, harapan rakyat dalam berbangsa dan bernegara. Tak seorang pun terlahir
menjadi seorang pemimpin yang baik dan handal tanpa proses aktualisasi diri
yang baik dan benar.
Walau sudah 3 (tiga) periode
memegang jabatan wakil rakyat yakni; DPRD Kabupaten Toba Samosir 1999-2003,
DPRD Kabupaten Samosir sekaligus Wakil Ketua DPRD Kabupaten Samosir 2004-2009,
dan DPRD Provinsi Sumatera Utara 2009-2014 dengan berbagai jabatan strategis,
dia selalu berpenampilan amat sangat sederhana, bersahaja, serta berkomunikasi
politik santun menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang politisi berkarakter
berjati diri apa adanya, biasa-biasa saja, sebab Oloan selalu berprinsip dan bermotto “Serep
ni roha do mula ni hadengganon
serta Malu bila menerima pujian
dan tetap diam bila tertimpa fitnah”.
Karakter
demikian tentu tidak terlepas dari sikap politiknya yang selalu memosisikan
diri 100
persen Katolik, 100 persen Indonesia sehingga selalu berbuat dan
bertindak total sesuai dengan keyakinan politiknya tanpa ragu-ragu.
Oloan Simbolon menetapkan
sipritualitas aktivitasnya “Berkeliling sambil berbuat baik”
dalam bahasa Latin ‘Pertransiit Benefaciendo’ sesuai nats teologi Alkitabiah Kisah
Para Rasul 10: 38. Kalimat ini mengandung nilai spiritualitas tinggi, semangat
mengabdi dan panggilan hati amat sangat dalam pada diri pengagum Bunda Teresa itu. Inilah
prinsip fundamental yang mewarnai sepak terjangnya di kancah politik. Dia juga
selalu beraksioma, “Jabatan merupakan kepercayaan suci dan saya bertekad untuk menjaga
kepercayaan itu”.
Karakter politik Oloan Simbolon inilah
mendorong SKI ASPIRASI melakukan wawancara khusus untuk mengetahui pandangan
politiknya terhadap proses suksesi kepemimpinan atau pemilihan umum kepala
daerah (Pemilu-Kada) di Kabupaten Samosir 2015 yang notabene tempat kelahiran dan dibesarkan supaya masyarakat tak salah memilih siapa yang layak memimpin
Kabupaten Samosir lima tahun ke depan.
Berikut hasil wawancara Oloan Simbolon dengan Drs. Thomson Hutasoit, Wapemred SKI
ASPIRASI Medan hari Senin (27/4) di Medan:
Bagaimana pandangan Anda tentang
Pemilukada Kabupaten Samosir tahun 2015 ini ?
Pemilihan umum kepala daerah (Pemilu-kada)
adalah agenda pemerintahan daerah lima tahun sekali untuk memilih kepala daerah/wakil
kepala daerah yang diatur Undang-undang. Tetapi harus diingat, Pemilukada bukan
sekadar pergantian kepala daerah/wakil kepala daerah sekali lima tahun.
Pemilukada harus dijadikan momen penting oleh seluruh masyarakat Kabupaten
Samosir untuk menghadirkan pemimpin yang mampu memajukan pembangunan daerah
serta peningkatan taraf hidup,
kemakmuran dan kesejateraan bagi masyarakat Samosir.
Momentum sekali 5 (lima) tahun itu adalah hak daulat rakyat
sehingga harus digunakan cerdas dan
cermat menentukan kepala daerah/wakil kepala yang benar-benar dipercaya
mengemban amanah rakyat.
Apa
maksud Anda benar-benar dipercaya mengemban amanah rakyat?
Kita melihat hampir semua orang berlakon baik
menjelang Pemilukada, dan segala upaya dilakukan untuk mendekati rakyat, bahkan
banyak yang menawarkan berbagai kebaikan. Misalnya, bagi-bagi uang, membangun
fasilitas umum, sembako, janji-janji politik, dan lain sebagaiya.
Kebaikan-kebaikan seperti itu hendaknya perlu dianalisa apakah ini kebaikan
tulus ikhlas atau sebaliknya hanya kebaikan sesaat untuk meraih simpati rakyat.
Masyarakat harus cerdas dan cermat
kebaikan-kebaikan seperti itu agar tidak terjebak seperti ungkapan menyatakan;
“Ni rimpu panghunikan hape pargadongan, Ni rimpu parulian hape hamagoan”. Bila
seseorang tiba-tiba baik (Tompu burju-red) patut dicurigai ada udang dibalik
batu.
Menurut pandangan Anda
kepala daerah/wakil kepala daerah seperti apa yang dibutuhkan Kabupaten Samosir
saat ini ?
Kabupaten Samosir saat ini membutuhkan
pemimpin visioner, terpanggil untuk mengabdikan diri demi kemajuan pembangunan Samosir.
Bukan para pemimpin ambisi kekuasaan dan menumpuk kekayaan. Harus memiliki
kapasitas, kapabilitas, kredibitas, serta integritas mengemban amanah rakyat.
Memiliki kepemimpinan berbasis kearifan kultur budaya lokal yakni kultur budaya
Batak sebab Samosir adalah asal-muasal Bangso Batak sekaligus pusat peradaban. Kemampuan
melakukan pendekatan (approach)
antara pemimpin dengan yang dipimpin adalah kata kunci kesuksesan kepemimpinan.
Anda selaku mantan DPRD
Kabupaten Toba Samosir, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Samosir, dan Ketua Komisi A
DPRD Provinsi Sumatera Utara tentu mengetahui secara luas bidang pemerintahan
daerah. Bagaimana pandangan Anda tentang perkembangan pembangunan di Kabupaten
Samosir selama ini.
Menurut pandangan saya perkembangan pembangunan
di Kabupaten Samosir masih belum begitu menggembirakan. Sebab hingga hari ini
perubahan signifikan masih belum dilihat dan dirasakan masyarakat Kabupaten
Samosir secara nyata. Misalnya, pembangunan infrastruktur dan utilitas
kabupaten boleh dikatakan sangat minim. Padahal, infrastruktur dan utilitas
inilah salah satu pengungkit kemajuan daerah sebagai urat nadi perekonomian.
Infrastruktur jalan yang menghubungkan desa ke desa, desa ke kota masih sangat
minim dan kualitanya pun sangat rendah. Demikian juga sektor pertanian,
peternakan, pariwisata yang seharusnya menjadi sektor prioritas unggulan
Kabupaten Samosir di kawasan Danau Toba masih belum menjadi perhatian serius
pemerintah daerah. Ini fakta di
lapangan.
Menurut pandangan Anda
mengapa hal itu tidak menjadi prioritas pembangunan Kabupaten Samosir.
Sementara Kabupaten Samosir sangat terkenal dengan pertanian bawang, peternak, serta destinasi pariwisata
di masa lalu.
Nah…! Disinilah sebenarnya yang sangat kita
sayangkan. Pemerintah daerah Kabupaten Samosir masih belum mampu meletakkan
peta jalan pembangunan didasarkan pada geografis, demografis, serta keunggulan
lokal daerah.
Coba lihat, Kabupaten Samosir sangat terkenal
dengan produksi bawang, peternakan sebagaimana diabadikan komponis besar almarhum
Nahum Situmorang ketika Samosir masih merupakan bahagian dari Kabupaten
Tapanuli Utara. Setelah Samosir dimekarkan menjadi Kabupaten Samosir pertanian
bawang, peternakan seharusnya sektor ini adalah prioritas pembangunan, tapi
kenyataannya hingga kini pertanian bawang, peternakan yang notabene ruang aktivitas mayotitas masyarakat belum nyata-nyata
dijadikan prioritas pembangunan daerah. Jika demikian, kita balik bertanya mau
kemana sebetulnya dibawa Kabupaten Samosir itu ?.
Bagaimana pandangan Anda tentang Ikon Kabupaten Samosir
daerah wisata ?
Kita
setuju-setuju saja Kabupaten Samosir dijadikan destinasi wisata karena
Kabupaten Samosir berada di kawasan Danau Toba.
Akan tetapi menjadikan Samosir destinasi wisata
harus lah melalui perencanaan terpadu, terintegrasi, serta berkelanjutan bukan
hanya indah di atas kertas dan retorika.
Cetak biru (blue print) pengembangan pariwisata harus disiapkan komprehensif
paripurna, termasuk menggali dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya yang ada
disana. Jangan lupa, Kabupaten Samosir adalah asal-usul Bangso Batak dari
Sianjur Mula-mula sehingga harus mampu dijadikan pusat peradaban Bangso Batak
sebagai salah satu menu pariwisata. Situs-situs peninggalan sejarah harus
diidentifikasi, diinventarisasi, digali, dilestarikan sebagai aset daerah guna
menunjang sektor kepariwisataan.
Nilai-nilai budaya Batak juga harus
diidentifikasi, diinventarisasi, dilestarikan dan dikembangkan sebagai komoditi
unggulan daerah berbasis nilai kultural yang sangat menarik bagi wisatawan
domestik maupun wisatawan manca negara. Selain itu, pemerintah daerah juga harus
membangun karakter masyarakat tourism
minded sehingga mampu menjadi tuan rumah yang baik terhadap wisatawan yang dating
ke Samosir.
Menjadikan Kabupaten Samosir destinasi wisata
semata-mata mengandalkan kaindahan panorama Danau Toba sangat lah keliru besar.
Dan disinilah perlunya kehadiran
pemerintah daerah meletakkan peta jalan pembangunan pariwisata komprehensif
paripurna jika Kabupaten Samosir benar-benar ingin menjadi destinasi wisata.
Pemerintah daerah harus mempersiapkan
infrastruktur dan utilitas pendukung pengembangan sektor pariwisata secara
terencana, terpadu, terintegrasi, serta berkelanjutan yang tercermin melalui dukungan
anggaran pembangunan signifikan.
Kalau begitu harus
membutuhkan anggaran besar, sementara APBD Kabupaten Samosir sangat minim. Menurut
Anda langkah apa yang perlu dilakukan pemerintah daerah.
Anda tahu..! putera-puteri Kabupaten Samosir banyak
yang berhasil di daerah dispora (perantauan) ? Nah…! Kita yakin jika pemerintah daerah menjalin
komunikasi intensif, terus menrus, serta bekesinambungan para diaspora ini akan
mendukung percepatan pembangunan di bona pasogitnya.
Jika hanya mengandalkan kemampuan APBD
Kabupaten Samosir saja, saya yakin
sangat kecil kemungkinannya geliat pembangunan di Samosir bisa terlaksana. Dan
disinilah perlunya pemerintah daerah membangun “Jembatan Jalinan Batin” menghubungkan bona pasogit dengan diasporanya.
Misalnya, agenda tahunan “Marsombu Sihol” atau temu kangen ataupun gerakan
Rindu Kampung.
Kembali ke Pemilukada. Apa harapan Anda pada Pemilukada
2015 sebagai
putera daerah Kabupaten Samosir ?
Sebagai
putera daerah saya sangat berharap Pemilukada tahun ini benar-benar digunakan
seluruh masyarakat untuk memilih dan menghadirkan kepala daerah/wakil kepala
daerah yang mampu memberi kemajuan pembangunan di Kabupaten Samosir.
Kita berharap masyarakat bukan lagi memilih
karena ikatan keluarga, marga dan mampu memberi sesuatu. Misalnya; bagi-bagi
uang, bantuan sosial, kedermawanan sesaat. Tapi memilih calon kepala
daerah/wakil kepala daerah berdasarkan kapasitas, kapabilitas, kredibilitas,
serta integritas mengemban amanah dan harapan masyarakat. Tentunya memilih
calon kepala daerah/wakil kepala daerah yang mengenal dan memahami kebutuhan
dan kepentingan masyarakat Kabupaten Samosir. Selain itu, masyarakat harus cerdas dan cermat
melihat dan memahami rekam jejak kinerja (track
record) apakah semata-mata didorong ambisi berkuasa, menumpuk kekayaan atau
bertekad mengabdikan diri membangun Kabupaten Samosir.
Apakah Anda tidak
berkeinginan mencalonkan diri pada Pemilukada Kabupaten Samosir 2015 ini ?
He…he…he…! Kita masih mempertimbangkan dengan
matang karakter pemilih, termasuk
penyelenggaran Pemilukada yang
masih belum seperti diharapkan. Coba lihat pada pemilu-pemilu sebelumnya daftar
pemilih saja pun masih bermasalah, belum lagi sosialisasi sangat minim, dan
lain sebagainya.
Selaku putera daerah mencintai dan mendambakan
percepatan kemajuan pembangunan, mengabdikan diri demi masyarakat adalah suatu
keharusan sehingga tidak tertutup kemungkinan apa yang Anda pertanyakan itu.
Demikian
wawancara eksklusif SKI ASPIRASI dengan Oloan Simbolon ST menyikapi Pemilukada
Kabupaten Samosir periode 2015-2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.